Pada dasarnya, manusia adalah sesosok
makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada
suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam menghadapinya,
tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan perkara tersebut sudahlah
menjadi fitrah bagi setiap insan.
"...Jangankan kita manusia biasa, bahkan Rasulullah pun
pernah mengalami keadaan keadaan galau pada tahun ke-10 masa
kenabiannya..."
Jangankan kita sebagai manusia biasa,
bahkan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam pun
pernah mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa
yang masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau
ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan
wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat Abu Bakar, ketika sedang
perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur
merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan
mereka terhadap Rasulullah.
Jangan Galau, Innallaha Ma’ana!
Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40
yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang
berada pada jiwa dan pikiran mereka
إِلاَّ تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُواْ
ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لاَ تَحْزَنْ
إِنَّ اللّهَ مَعَنَا
فَأَنزَلَ
اللّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ
كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُواْ السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللّهِ هِيَ الْعُلْيَا
وَاللّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Artinya : "Jikalau kamu tidak
menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir (musrik in Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia
salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia
berkata kepada temannya: Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah
bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentera yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan
seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang
tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At Taubah:
40).
Dari ayat dia atas dapat disimpulkan
bahwa :
Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah
engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami”.
mungkin dapat menjadikan kita agar
lebih merenungi lagi terhadap setiap masalah apapun yang kita hadapi. Dalam
setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu
kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang tak luput dari rasa sedih,
tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan dan kegalauan tersebut.
"...Allah telah
memberikan solusi kepada manusia untuk mengatasi rasa galau yang sedang
menghampiri jiwa..."
Adakalanya, seseorang berada pada
saat-saat yang menyenangkan, tetapi, ada pula kita akan berada pada posisi yang
tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjdai takdir yang telah Allah Ta’ala
tetapkan untuk makhluk-makhluk Nya.
Tetapi, Allah Ta’ala juga telah memberikan
solusi-solusi kepada manusia tentang bagaimana cara mengatasi rasa galau atau
rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu
setiap orang akan mampu bergerak dalam perkara-perkara positif, sehingga dapat
membuat langkah-langkahnya menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu
untuk orang lain.
Berikut ini adalah kunci dalam
mengatasi rasa galau :
1. Sabar
Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan
jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan
lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar".
(Al-Baqarah ayat 153).
Selain
menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat
beratnya beban yang dihadapi.
2. Adukanlah semua
itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan
yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan
tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama
ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim
minimal 17 kali dalam sehari:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya : "Hanya
Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.(QS. Al Fatihah 5).
...ketika keluhan
itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan meringankan beban berat yang
kita derita...
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk
yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada
Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini
kita derita.
Rasulullah shalallahi
alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal yang akan
beliau lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya
Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3.
Positive thinking
Positive thinking atau
berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia dalam mengatasi
rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka
segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi
terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang
dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh
Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya;
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)
Artinya :“Karena Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
4.
Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang yang senantiasa
mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan
menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan
mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya
lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan
dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang
mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan
ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan
mengingat-Nya.
"...Bersabar, berpikir positif, ingat Allah dan mengadukan
semua persoalan kepada-Nya adalah solusi segala persoalan..."
Sebagaimana firman-Nya:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ
بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya :“Orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Berbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana
jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan
semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.
Tentunya, sesudah
mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka
jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir
positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan
kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah
galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar